Monday, December 3, 2007

Uh Oh.. Lampu Merah Jakarta

Beberapa bulan lalu gw memperhatikan sebuah lampu merah yang terletak di persimpangan Rasuna Said (dari arah Mampang Prapatan). Lampu merah ini mempunyai keunikan tersendiri dengan memiliki alat penghitung mundur (countdown timer), sesuatu yang belum pernah gw lihat di Jakarta sebelumnya. Tapi gw bingung, koq cuma dipasang di lampu merah itu saja. Terbesit di otak, apa ini cuma iseng-isengan DLLAJR aja ya hahaha...

Ya, alat ini sangat berguna bagi kita sebagai pengendara mobil karena dapat mengurangi tingkat stres ketika menunggu lampu merah. Dulu ketika kita menunggu lampu merah tanpa countdown timer, otak selalu berpikir untuk siap-siap jalan pas lampu hijau menyala. Sekarang dengan adanya timer, kita tinggal melihat dan menunggu munculnya angka nol di timer.

Eh.. eh.. ga disangka-sangka. Ternyata sejak beberapa hari yang lalu, semua lampu merah di sepanjang Jl. Panjang dari arah Pondok Indah sampai Kebon Jeruk sudah terpasang countdown timer. Akhirnya jalur pulang gw dari Depok menjadi semakin nyaman.

Sebetulnya terbesit di otak gw mengenai lampu merah. Seandainya di setiap lampu merah ada sensor untuk mengecek:

1. Panjang antrian. Antrian di suatu persimpangan akan lebih cepat habis ketika satu antrian dihabiskan dulu baru lampu hijau beralih ke antrian lainnya. Lebih cepat daripada cara konvensional. Jadi, buatlah sensor yang bisa menentukan panjang antrian sehingga countdown timer bisa memprediksi lama waktu countdown lampu hijau.

2. Apakah jalan yang dituju antrian hampir penuh. Ketika jalan tujuan sudah hampir penuh, maka countdown timer memprediksi lama waktu countdown lampu hijau sampai jalan tujuan penuh. Hal ini untuk menghindari penuhnya jalan sampai memenuhi persimpangan (sering terjadi di Cideng).

3. Untuk lampu merah yang juga melintasi rel kereta api (beberapa diantaranya: Tanjung Barat dan Permata Hijau), integrasikan lampu merah dengan alat penutup palang KA. Ketika palang KA ditutup pertanda kereta akan lewat, maka antrian yang akan melintasi rel KA diberi lampu merah sehingga antrian yang sejajar rel kereta bisa jalan tanpa hambatan. Ketika palang KA sudah dibuka kembali pertanda kereta sudah lewat, maka antrian yang akan melintasi rel KA langsung diberi lampu hijau.

Selain itu, terlihat juga solusi masalah pembangunan Busway di Pondok Indah yaitu memperlebar jalan dengan meminggirkan semua pohon di trotoar. Yes, it minimizes the problem. Fewer trees are being damaged. Akhirnya, DLLAJR kita ga cuma iseng hehehe. Good work.

5 comments:

Alex Chandra said...

dr bbrp taon yg lalu (2 ato 3 taon ato lebih) countdown timer di lampu merah dah prnah gw liat di somewhere in bekasi (kykny deket2 pintu keluar tol).. tapi emang baru taon ini (ap taon kmaren) mulai brtebaran di jakarta.. =)

Iwan said...

Di Pasar Rebo juga ada Bill.
Dan emang terasa efeknya.
Jadi sekarang kerjaan orang bukan ngeliatin lampu merah.
Tapi ngitungin timer ^^

Bill Suhaedy said...

@th1rt33nth_w4rr10r: Ups. Ternyata jakarta kalah ma bekasi nih, Pak?

@ipro: Iya, dulu gw sering ketiduran di persimpangan gara-gara nunggu lampu merah yang tak kunjung menjadi hijau. Untunglah sekarang dah ada "mainan baru". Hahaha

Anonymous said...

ide lo, sebenarnya ada di IWIC kemarin. dari siswa yogya, lampu lalu lintas pintar. tapi ya...tetep aja itu baru ide :p

Bill Suhaedy said...

@rap: Nah, bisa jadi topik skripsi baru. Berminat?