Wednesday, November 28, 2007

Mulai Membuat Surat

Tahukah anda memulai menulis sebuah naskah, laporan, dan surat bukan merupakan pekerjaan yang mudah, terutama jika memulai dari selembar kertas kosong. Merupakan suatu persoalan tipikal yang sering terjadi baik di sekolah, kuliah, maupun dalam pekerjaan. Oleh karena itu, biasanya organisasi sudah menyiapkan sebuah kerangka surat (template) atau contoh (example) yang bisa dipakai ulang (reuse).

Salah satunya di sekretariat fakultas saya sudah tersedia berbagai contoh surat resmi yang dapat kami pakai ketika kami membawa nama fakultas. Contoh surat resmi tersebut sudah mempunyai header dan footer yang menyimbolkan fakultas. Dua di antaranya adalah: surat ijin survey dan surat permohonan kerja praktek (magang).

Masalahnya tidak semua surat bisa dibuat dengan sekedar menyontoh template yang sudah ada. Dalam perusahaan, ketika harus membuat surat yang tidak tipikal, biasanya sekretaris diminta membuat surat tersebut, kemudian atasan memeriksa kebenaran surat tersebut.

Masalahnya yang sama sering kali dialami mahasiswa yang secara tidak langsung mendapat tugas membuat surat yang tidak tipikal. Mahasiswa dibiasakan untuk membuat berbagai laporan dan surat tanpa template. Tujuannya baik: melatih mahasiswa membuat dokumentasi dan laporan.

Saya adalah salah satu "korban" yang mengerjakan surat di bawah selama 30 menit.



Contoh Surat Persetujuan Pengguna


Bersamaan dengan surat ini, kami dari ........ dalam rangka ........ meminta persetujuan ........ selaku ........ sebagai pengguna dari software ........ bahwa software yang dikembangkan sudah sesuai dengan keperluan pengguna. Persetujuan dilakukan pada:

Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :

Terima kasih atas ........ yang diberikan kepada ........



Mengetahui,



Well, it's really wasting my precious time. Untunglah dipercepat dengan bantuan seorang teman wanita. Hmm... I'm wondering, kenapa ya wanita selalu lebih mudah dalam membuat surat dan dokumentasi? Lebih pintar dalam memilih kata-kata yang tepat?

"Wah, lu jangan main gender Bill", teriak salah satu teman saya.

No comments: